Cerita di Balik Penjemputan Nek Minah Usia 80 Tahun Penjual Penganan Dorong yang Belum Vaksin Kedua

TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL-Nenek Minah, warga Lorong Maut, Kelurahan Tungkal Harapan, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah seorang lansia yang sempat mengurungkan diri melaksanakan vaksinasi tahap kedua.

Hal ini lantaran efek samping yang Ia rasakan setelah di lakukan vaksinasi tahap pertama yang Ia jalani pada pertengahan Juni lalu.

Nenek Minah adalah seorang pedagang makanan yang berjualan secara berkeiling. Nek Minah, sapaan warga sekitar rumah nya ini enggan melakukan vaksinasi kedua karena takut merasakan efek yang lebih dari vaksinasi pertama.

Selain itu, nek Minah juga mengaku lupa jadwal vaksinasi kedua yang seharusnya di lakukan pada 1 Juli lalu. Cerita ini di dapati oleh oleh Kapolres Tanjabbar, AKBP Guntur Saputro beberapa waktu lalu ketika bertemu nek Minah yang tengah berjualan di simpang PKK.

"Beliau juga menyebut kesulitan transportasi serta tidak tahu kapan harus kembali dan beliu bercerita memiliki asam urat,hipertensi dan sakit maag. Jadi kemarin kita sampaikan kalo berkenan kita akan jemput dan dampingi untuk vaksin kedua,"sebut Kapolres.

Nek Minah akhirnya mau melakukan vaksinasi kedua jika di jemput dan di dampingi. Sebelumnya kata Kapolres dirinya menyampaikan ke Nek Minah bahwa nanti sebelum di vaksin akan di lakukan screening tes. Sehingga nantinya tidak ada kekhwatiran ke Nek Minah jika di lakukan vaksinasi kedua.

"Jadi tadi kita jemput dan dampingi serta antar kembali memastikan semua berjalan baik. Alhamdulilah beliau bisa disuntik dengan tensi 160/ per nya lupa saya. Dan setelah suntik merasa suntikan kedua ini enak tidak seperti kemarin. Katanya mungkin tenang karena dianter dan ditungguin pak polisi," ungkapnya.

Disisi lain, kata Kapolres, cerita Nek Minah adalah salah satu cerita yang mungkin di luar sana masih ada cerita yang serupa. Masyarakat atau lansia yang enggan vaksin kedua lantaran merasakam efek pada vaksin pertama.

Kemudian, soal akses menuju lokasi vaksinasi yang mungkin jauh dari rumah, sehingga masyarakat kesulitan untuk menuju lokasi vaksin. Sehingga dengan demikian, pihak-pihak terkait harus sama peka nya dengan keadaan warga sekitar.

"Ini satu cerita yang kita dapatkan, mungkin masih ada di luar yang belum vaksin karena lokasi jauh, atau karena tidak ingat atau semacamnya. Ini lah pentingnya kepekaan terhadap sesama, dan kita berharap dengan kondisi saat ini antar sesama saling mengingatkan," sebutnya.

"Saling toleransi dan peduli. Sehingga tidak ada cerita yang sama, saling mengajak untuk vaksinasi, sehingga bisa bersama-sama naik becak atau motor untuk ke lokasi, sehingga semua terbantu, semoga menjadi kebaikan kita semua untuk saling mengingatkan dan saling membantu," pungkasnya.

0 Response to "Cerita di Balik Penjemputan Nek Minah Usia 80 Tahun Penjual Penganan Dorong yang Belum Vaksin Kedua"

Post a Comment